Selasa, 20 Oktober 2015

Secara alami, otak kita dirancang dengan sistem pertahanan yang sangat kuat untuk mencegah masuknya benda asing yang berpotensi merusak otak. Pertahanan alami tersebut dinamakan blood-brain barrier (BBB). Segala zat yang bersifat toksin dapat dicegah agar tidak lolos menembus blood-brain barrier, namun tidak demikian dengan molekul reaktif radikal bebas. Radikal bebas sangat cerdik dan lincah menembus BBB sehingga menembus kekacauan pada otak

Penyusupan radikal bebas menembus BBB menimbulkan beragam persoalan. Sel otak kita akhirnya "sakit" sehingga kita tidak sanggup menyimpan memori, mengingat memori yang telah tersimpan, dan memikirkan sesuatu hal baru yang belum pernah dikenal oleh sel penyimpan memori. Semua itu terjadi karena ulah radikal bebas menyebabkan gelombang alfa, beta, gamma dan theta di otak kita menyimpang dari kondisi normal Kemunduran daya pikir menjadi suatu kekhawatiran saat molekul reaktif yang memapar otak kita mengalami oksidasi. Penyakit yang berhubungan dengan penurunan kognitif, dementia, Parkinson, sklerosis ganda, hingga Alzheimer diawali dengan paparan radikal bebas yang mengenai neuron otak. Pusat saraf kita berada di otak, maka otak pun menjadi sasaran amuk radikalbebas


Radikal bebas yang cerdik hanya dapat dilawan dengan anti-oksidan yang memadai. Anti oksidan tersebut harus mampu mencegah paparan radikal bebas pada selaput membran otak sekaligus pada sel otak. Namun saying, sering kali kapasitas antioksidan yang tersedia di dalam tubuh dapat dilindunginya termasuk otak kita.
Ada beberapa faktor yang akhirnya bisa menembus BBB. Usia, diet, gaya hidup dan lingkungan tempat tinggal mempengaruhi keberhasilan masuknya radikal bebas menembus otak. Keberhasilan tersebut tentu dipengaruhi oleh kekuatan radikal bebas yang memapar otak. Radikal bebas yang bersifat kuat memiliki kemampuan kuat untuk menembus BBB.

Pertambahan usia menurunkan kapasitas antioksidan enzimatis yang melindungi otak sehingga memicu radikal bebas lebih leluasa menembus sistem pertahanan otak. Bagi para manula, hal ini tentu menjadi kendala bagi mereka untuk memiliki otak yang berkualitas prima. Daya pikir orang tua akan mengalami kemerosotan tajam jika otak mereka terus menerus terpajan oleh radikan bebas tanpa ada perlawanan dari anti-oksidan yang memadai. Fungsi mental mereka pun melemah karena sel neuron dan DNA yang mengatur kinerja otak mengalami kekacauan.

Kemunduran fungsi otak pada manula memang tidak semuanya mengarah pada Alzheimer, namun jika pajanan radikal bebas jauh melampaui kapasitas antioksidan yang tersedia di dalam tubuh, maka akhirnya Alzheimer pun tidak dapat dihindari. Selain itu, beberapa macam penyakit yang terkait dengan kemunduran fungsi otak pun terjadi gara-gara radikal bebas yang mengacau neurotransmitter yang menyampaikan pesan ke saraf pusat.

Deposit endapan plak lemak (lilin) pada otak yang disebut beta-amyloid terbentuknya diawali oleh paparan radikal bebas yang menyerang neuron. Untuk menghindarinya, di sekitar otak harus tersedia anti oksidan yang memadai untuk melawan berbagai macam radikan bebas khususnya gugus hidroksil dan superoksida, yakni radikal bebas yang memiliki efek merusak yang sangat kuat terhadap sel sel otak.

Diet yang buruk juga mendorong radikal bebas dapat menembus otak. Diet yang mengandung banyak lemak trans adalah diet terburuk yang membuat otak tercemar radikal bebas. Lemak trans merupakan senyawa yang paling mudah menembus otak yang sebagian besar komponennya berupa lemak jenuh.

Saat berusaha menembus BBB, lemak trans berubah bentuk menjadi 3 kali lebih lebar dari bentuk semula sehingga memiliki kekuatan yang besar untuk masuk hingga ke dalam jaringan otak bagian dalam. Masuknya lemak trans ke dalam jaringan otak memudahkan toksin lain ikut menembus BBB. Toksin tersebut antara lain logam berat yang sangat beresiko bagi obat kita.

Kinerja otak untuk mempertahankan diri dari paparan radikal bebas menjadi semakin berat jika kita hidup di lingkungan yang penuh dengan radikal bebas. Contohnya, kita yang menghabiskan waktu di luar rumah, bekerja di lingkungan industry, atau banyak terpapar aneka macam bahan kimia, membuat otak kita harus bekerja keras untuk mempertahankan diri agar tidak dirusak oleh radikal bebas.

Untuk mempertahankan otak kita dari pengaruh radikal bebas, kita harus berusaha menjaga agar kadar antioksidan yang diperlukan sebagai pelindung otak cukup memadai. Jenis antioksidan yang tersedia harus sesuai dengan kebutuhan otak. Mengingat otak kita terdiri dari lemak, maka antioksidan yang tersedia adalah antioksidan pelindung lemak. Antioksidan tersebut harus mampu mencegah radikal bebas larut dalam lemak serta lemak buruk (trans fat) yang mampu menembus BB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar